Jumat, 06 November 2009

Cerpen nak Bangsa

Anak Berpenampilan Dewasa Efek Pergeseran Nilai dan Budaya

Bukan hal aneh, melihat anak-anak kecil mondar-mandir ke warung di sekitar rumah mereka. Namun, cobalah perhatikan lebih jeli, ada hal berbeda yang dibeli anak-anak sekarang. Dulu, anak-anak hanya jajan permen, kue atau kerupuk. Kini, selain makanan kecil, mereka mencari kemasan sachet berisi jel, sejenis minyak rambut untuk membentuk tatanan rambut.

Dengan jel seharga Rp 500,00 per sachet, mereka bergaya rapi laiknya remaja puber. Hari ini rambut dibelah tengah, besok belah pinggir, lusa giliran jambul bertengger di kepala mereka.

“Jel rambut termasuk barang laris dan paling dicari anak-anak tetangga kami,” tutur Ny. Yuti (36), pemilik sebuah warung di Perumahan Bumi Asri Mekar Rahayu Kopo, Kabupaten Bandung. Karena laris itulah, Yuti tidak pernah lupa menyediakan alat kecantikan para pria tersebut.

Zaman yang berubah, mudah sekali dilihat lewat penampilan anak-anak usia sekolah dasar di berbagai kesempatan. Seorang ibu berkerut menyaksikan gadis-gadis cilik usia kelas 5 atau 6 sekolah dasar tampil dengan dandanan wanita dewasa. Memakai sepatu hak tinggi, dengan syal di leher mereka. Mereka pun ber-ha ha hi hi dengan temannya yang juga berpenampilan sama di sebuah lembaga bimbingan belajar.

Rupanya, bukan hanya remaja dan dewasa saja yang sangat sadar akan penampilannya. Anak-anak usia sekolah dasar pun kini membenahi penampilan mereka. Salon, kini bukan lagi hanya milik remaja putri. Anak SD, putra dan putri sudah menjadikan salon sebagai rumah kecantikan mereka. Awal bulan lalu, misalnya serombongan anak lelaki usia sekolah dasar datang ke sebuah salon di bilangan Margahayu. “Ada cat rambut?” tanya seorang anak yang tampaknya merupakan pimpinan rombongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar